MP, PAYAKUMBUH – Seorang warga Rengat, Kabupaten Indragiri Hulu, Provinsi Riau, Amreh Santoso (37) hilang di kelok 9, Kabupaten Limapuluh Kota, Sumbar, Senin (25/03/2019) pukul 02.00 WIB. Masyarakat sekitar meyakini Amreh dilarikan orang Bunian (makhluk halus-red).
Informasi yang dihimpun dari Covesia.com, saat mobil yang ditumpangi Amreh dan rekan-rekannya melintas di Kelok 9 pukul 01.45 WIB, Amreh meminta sopir untuk berhenti sejenak karena dirinya tidak tahan lagi untuk buang air besar. Kemudian Amreh melaju sendirian ke arah sungai kecil di tepi jalan. Saat itu, cuaca sedang cerah, hanya saja tidak ada lampu penerangan. Sedangkan Amreh hanya mengandalkan lampu senter dari HP miliknya.
Setelah menunggu setengah jam, salah seorang rekan Amreh mencoba menghubunginya melalui seluler. Ternyata HP Amreh tidak aktif. Kemudian turunlah sopir dan rekan-rekannya untuk menyusul Amreh. Ternyata Amreh tidak ada lagi di Sungai. Bahkan jejaknya juga tidak ditemukan.
Merasa ada yang tidak beres dengan Amreh, rekannya yang berjumlah 6 orang langsung menghubungi masyarakat untuk meminta bantuan untuk melakukan pencarian. Informasi ini kemudian menyebar dan diketahui oleh Basarnas Kabupaten Limapuluh Kota pukul 03.00 WIB.
Mendapati informasi ini, Basarnas langsung terjun ke lokasi yang tepat dibawah tiang kelok sembilan. Di sekeliling tiang ini adalah rawa-rawa dan hutan. Kemudian ada sungai kecil yang berjarak 15 meter dari jalan raya. Sampai pukul 13.00 WIB, petugas masih mencari keberadaan Amreh dengan menyisir lokasi sejauh 2 km.
“Iya kami masih melakukan pencarian. Kabarnya yang bersangkutan hilang saat meminta izin untuk buang air besar di sungai kecil tepi jalan ini. Saat ini tim kami sedang melakukan pencarian,” kata Kepala Basarnas Kabupaten Limapuluh Kota, Robi Saputra ketika dikonfirmasi Covesia.com.
Sementara itu Wali Jorong Ulu Aia, Iskarmon Basir menduga Amreh dilarikan oleh orang Bunian. Pasalnya kecil kemungkinan Amreh terseret arus sungai karena air cukup kecil.
“Mungkin beliau (Amreh-red) dibawa orang Bunian. Kalau terseret arus tidak mungkin karena biasanya air di sini kecil. Hanya semata kaki orang dewasa. Lagipula jejaknya juga tidak ada disekitar lokasi,” katanya.
Iskarmon juga mengatakan biasanya masyarakat sekitar menghindari untuk berada di dekat lokasi karena sering disebut-sebut sebagai lokasi yang angker dan jarang mobil berhenti didekat lokasi.
Sampai berita ini diturunkan, tim gabungan dari Basarnas, BPBD dan Kepolisian sedang berupaya mencari keberadaan Amreh. Bahkan rekan-rekannya menghentikan perjalanan ke Pekanbaru terlebih dahulu dan memilih untuk membantu petugas menyisir lokasi.