MP, PEKANBARU – Praktisi hukum sekaligus eks anggota DPRD Kota Pekanbaru Firdaus Basir, S.H. menghimbau kepada masyarakat Riau, jangan pilih lagi pejabat publik atau publik figur yang memiliki sifat ‘’baper’’ (bawa perasaan) alias anti kritik plus anti demokrasi.
Penyataan itu disampaikannya usai sidang gugatan Gubernur Riau Syamsuar terhadap aktivis mahasiswa, Qudri di ruang tunggu Pengadilan Negeri (PN) Pekanbaru, kemarin.
Pengacara yang akrab disapa Bang Epo ini menegaskan, tidak tepat rasanya gubernur melaporkan adik adiknya mahasiswa itu masalah pidana.
”Karena gubernur itu kan jabatan publik. Yang dikritik adik adik mahasiswa itu kan gubernurnya, bukan Syamsuar-nya. Bukan pribadinya yang dikritik. Dia dikritik karena mengelola keuangan daerah,’’ ucapnya.
Menurut Firdaus Basir, baik dia sebagai Bupati Siak ketika itu, maupun kini sebagai Gubernur Riau jangan lah anti kritik.
‘’Dalam arti kata itu kan uang rakyat. Jadi wajar lah rakyat mengkritiknya. Yang disinggungkan jabatannya, bukan pribadinya. Jadi, kalau begitu pak Syamsuar itu anti kritik,’’ tukasnya.
Padahal, dari dulu aksi aksi unjurkasa memang seperti itu. Lebih parah lagi, Presiden Soesilo Bambang Yudhoyono (SBY) pernah didemo dengan simbol kerbau hidup.
‘’(Presiden, Red) Jokowi juga dibikin macam macam pun tidak sampai melaporkan ke polisi. Saya himbau kepada masyarakat Riau jangan pilih lagi lah Syamsuar jadi gubernur. Kenapa? Orang orang seperti ini anti kritik, anti demokrasi. Tidak pantas kita dukung dia untuk 2 periode,’’ pungkasnya. * (DW Baswir)