MP, PEKANBARU – Ketua Komisi Daerah (Komda) Lembaga Pengawasan Kebijakan Pemerintah dan Keadilan (LP-KPK) Provinsi Riau Thabrani Al Indragiri menyebut pengesahan APBD Perubahan 2023 dan APBD 2024 Kuantan Singingi (Kuansing) justru akan merugikan masyarakat.
Menurut dia, pasca kisah ditangkapnya Bupati Kuansing Andi Putra oleh KPK beberapa bulan yang lalu, serta defenitifnya Suhardiman Amby menjadi bupati Kuansing, juga terjadi polemik yang mencerminkan terjadinya proses pergeseran kekuasaan eksekutif di Negeri Jalur tersebut.
Dalam keterangan persnya, Thabrani mengungkapkan bahwa persoalan tersebut terbukti berimbas terhadap Suhardiman Amby selaku pimpinan eksekutif yang sah menjalankan roda Pemerintahan Kabupaten Kuansing saat ini.
“Perlu diingat, bahwa Adam yang saat ini menjabat Ketua DPRD Kuansing merupakan saudara kandung dari mantan Bupati Kuansing Andi Putra terpidana kasus korupsi, yang sekaligus keduanya merupakan anak kandung dari Sukarmis Bupati Kuansing 2 periode, ” ungkap Tabrani mengulas fakta Dinasti Politik di Kuansing.
“Jauh hari masalah persoalan sentimen Adam (Ketua DPRD, Red) terhadap Suhardiman Amby ini, sudah menjadi konsumsi publik sebagaimana diberitakan oleh rekan-rekan jurnalis, ” ungkap Ketua LP-KPK Riau.
Dia menambahkan, tidak bisa kita dipungkiri bahwa agenda pemilu 2024 sudah didepan mata. Tampak jelas rangkaian polemik tersebut merupakan pola-pola penjegalan terhadap Suhardiman Amby oleh lawan politiknya menjelang kontestasi Pemilu 2024.
Kendatipun dalam investigasi terdapat beberapa mata anggaran yang menjadi pemicu polemik, ucap Thabrani, APBD-P 2023 dan APBD 2024, namun sangat disayangkan Forkopimda yang hadir dan tokoh masyarakat yang mengetahui, mustinya menjadi wasit atas nama kepentingan masyarakat banyak.
“Termasuk kasus proyek Tiga Pilar senilai ratusan milyar yang hingga saat ini tidak bisa dimanfaatkan oleh masyarakat akibat tersangkut persoalan hukum yang berlarut larut, ” masyarakat lagi yang di rugikan, ” kata Ketua LP KPK menambahkan.
Di akhir keterangan persnya Thabrani Al-Indragiri alias Sabrani ini mengingatkan tunjuk ajar orang tua – tua Melayu dalam kesantunan berpolitik, yang tidak memanfaatkan kekuasaannya untuk mencari keuntungan pribadi atau kelompoknya saja, tapi manfaatnya merata dirasakan oleh seluruh lapisan masyarakat. * (rls/Marden)