MP, PEKANBARU – PT Hutama Karya (HK) memastikan tidak ada kompensasi untuk para pedagang yang terdampak proyek Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL), khususnya di seputaran pertigaan Jalan Cempaka-Kamboja Pekanbaru.
Kepastikan tersebut disampaikan Humas Supervisi PT HK Johan Khadafi yang dikonrimasi Medium Pos, melalui telepon genggamnya, Kamis (28/7/2022).
”Kalau terkait kompensasi setau saya tidak ada kompensasi dalam anggaran pelaksana.. Pekerjaan sekarang itu adalah pemeliharaan karena kami punya waktu 1 tahun untuk proses tersebut. Kami sedang memastikan semua pekerjaan yg sudah dilakukan itu betul dan nantinya dapat berfungsi dengan baik, terangnya.
Johan juga menyampaikan permohonan maaf atas ketidaknyamanan tersebut. Dia menjanjikan dalam waktu satu minggu ke depan, jalan itu (persimpangan Jalan Cempaka-Jalan Kamboja Pekanbaru).
Untuk detail progress pekerjaan proyek IPAL tersebut, Johan menyarankan untuk konnfirmasi lebih lanjut dengan Humas HK Rival Dano.
Sayangnya, ketika dikonfirmasi, Rival Dano tidak memberikan jawaban. Pesan WhatsApp (WA) kepada Humas HK Pekanbaru ini hanya dibaca namun tidak ditanggapi.
Terlepas soal itu, beberapa pedagang yang dijumpai di lokasi pekerjaan penggalian Jalan Cempaka-Jalan Kambajo mengaku kecewa ketika mengatahui tidak ada kompensasi anjoknya omzet mereka gagara ditutupnya jalan tersebut untuk kendaraan roda empat.

”Kami sangat berharap sebenarnya. Tetapi kalau kata bosnya tak ada dana untuk mau diapakan lagi. Biar ”yang” di Atas (Tuhan) yang akan membalasnya,” kata Andre (42) tahun,, pemilik kedai ”Raja Ayam Geprek”.
Dikatakan, kompensasi itu dijanjikan oleh pihak eksternal PT HK.. Ketika mendengarkan derita yang dialami sejak ditutupnya Jalan Cempaka-Kamboja, omzet mereka turun drastis hingga 70 persen.
”Biasanya, setiap hari kami bisa menjual ayam geprek antara 25 sampai 30 ekor. Sejak ada pekerjaan IPAL persis di depan kedai kami, untuk menjual 10 ekor per harinya sangat susah,” kata Ita, istri Andre menimpali.

Untuk menombok pengeluaran, gaji karyawan dan kebutuhan hidup, Andre mengaku sempat menggadaikan mobilnya. Sayangnya, karena macet cicilan pembayaran, mobil itu sudah ditarik pihak lising.
”Kalau dihitung hitung, akibat galian IPAL ini, kami sudah rugi lebih kurang 80 juta Rupiah. Makanya ketika ada pihak eksternal yang menjanjikan akan diurus ada kompensasi, kami, ya, sangat senang sekali. Tetapi sekarang, ternyata kami kena Prank,” pungkasnya dengan nada sedih.
Andre berharap, jika memang tidak ada kompensasi, maka segera lah diselesaikan pekerjaan IPAL ini. ”Kalau memang seminggu. Kami tunggu. Tapi, ya, jangan kami kena ‘Prank” untuk kedua kalinya,” tegas Andre.

Keluhan dan kecewa juga disampaikan pedagang atau grosiran telur ayam yang berada pas di sebelah Kedai ”Raja Ayam Geprek”.
Perempuan suku Tionghoa ini mengaku pembeli telur ayam ras nya anjok total hingga mencapai 60 persen.
”Cemana pelanggan kami mau beli telur. Mobil pelanggan tidak bisa parkir, karena jalan ditutup. Tengok lah Pak. Di depan kami ada galian IPAL. Hanya sepeda motor yang bisa lewat. Haiya, entah kapan selesai. Rugi besar kami Pak,” keluhnya. * (DW Baswir)