MP, PEKANBARU – Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI) Riau mengampanyekan keadilan iklim dan keadilan antargenarasi melalui pesan cat tembok atau ”Mural for Justice”.
Direktur Eksekutif WALHI Riau Even Sembiring menyebutkan, kegiatan ini merupakan salah satu kegiatan dalam rangkaian Voice for Ecological Justice Festival (Vorest Fest).
”Mural for Justice akan jadi momentum bagi WALHI Riau untuk memperbaharui pesan mural di tembok perlawanan rumah gerakan rakyat. Gambar-gambar yang digoreskan di tembok tersebut akan memberi pesan-pesan tuntutan keadilan ekologis, tuntuan keadilan iklim, keadilan antargenerasi, dan tuntutan keadilan lainnya,” terangnya kepada wartawan, Jumat (2/12/2022).
Menurut dia, kegiatan Mural for Justice akan berlangsung sekitar 14 hari, mulai dari 21 November hingga 4 Desember 2022.
Kegiatan Mural for Justice mengajak beberapa seniman mural menuangkan idenya di tembok perlawanan itu.
”Kami membuka ruang bagi teman-teman seniman untuk menggambarkan pesan perlawanan, panggilan solidaritas, dan tuntutan keadilannya dengan menggambar di tembok ini,” katanya.
Namun, mengingat kondisi cuaca yang sering hujan, menjadiikan kegiatan ini sedikit mengalami kendala teknis. Terutama bagi para seniman. Menyikapi hal itu, WALHI Riau bersama para seniman mempertimbangkan akan memperpanjang durasi kegiatan mural jika diperlukan.
Tujuannya, agar gambar dan lukisan hasilnya tetap maksimal, sehingga memudahkan publik menerima dan menangkap pesan perlawanan dan panggilan solidaritas dari tembok ini.
Menurut Even Sembiring, Ruang ini mempertegas posisi keberagaman yang kami percayai, bahkan melawan dan bersolidaritas pun dapat dilakukan dengan berbagai cara. Tidak hanya dengan pesan suara, hasil tulisan atau musik. Kali ini, pesan tersebut kami sampaikan dengan kreasi gambar, dalam bentuk mural yang ada di tembok perlawanan ini,” tambah Even Sembiring.
WALHI merupakan rumah gerakan rakyat, rumah yang terbuka untuk berbagai elemen gerakan untuk melakukan konsolidasi, bersolidaritas dan menyerukan tuntutan keadilannya yang sejalan dengan nilai universalitas HAM.
Rio Susanto, Koordinator GIS dan Gerakan Anak Muda WALHI Riau, menyebut mural akan menampilkan visualisasi gambar pembelaan atas hak masyarakat yang ruang hidupnya dirampas, pembelaan bagi seluruh entitas ekologis, baik biotik maupun abiotik.
Ditambahkannya, mural pada tembok perlawanan rumah gerakan rakyat WALHI Riau dilakukan dengan berkolaborasi bersama Gedoy, Kenny, Salman, Ibnu, Jefri, Pai dan Jae. * (rls/Ryan Ferdinan)